Karya: Obi Darwisy
Aku mencoba merawat kursi kenangan itu, biasanya bertengger sehabis hamparan senja tersapu oleh pekat malam lalu terpikat rindang kilat sampul rembulan. bila saja hitam bayangmu menaburkan jala kerinduan, seketika kuusap debu kebimbangan dalam keheningan. tanpa keraguan. sampai terasa nyaman nafas di dada. ingin rasanya setelah itu menatapi senyummu tersandar dalam lekuk wajah, sampai merasuk ke dalam aliran darah mengental dalam rongga nadi, mengencang ketepi pundak, kemudian kau sentuhkan ke bahu bilik-bilik ingatan itu. bila perhatian mengungsi ke rimba yang lain, ada sel ingatan yang sibuk mondarmandir dalam isi kepala seperti jarum arloji yang mengintai matahari berenang di udara, itulah yang kerap membuka ruang kesunyian merambat. menunggu aku sendiri. tak ditemani sehelai pengasihan apapun." aku merindu mekar cinta itu , kau yang kukira sanggup membuka kelopak cinta kasih, melayangkan semerbak sari-sari bunga asmara sampai wanginya mengisi kesetiap sudut sepi yang kosong" Obi Darwisy "6 Mei 2012"